Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggelar rapat bersama para peternak besar di Kota Pekanbaru, Selasa (7/3). Rapat ini digelar dalam rangka antisipasi kelangkaan suplai daging sapi segar menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran.
Kabid Kerawanan Pangan Ismail S.Pi yang mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Selasa (7/3), mengatakan, rapat dipimpin oleh Asisten II Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhud, bersama jajaran OPD terkait dan 10 pengusaha ternak sapi di Pekanbaru.
”Para pengusaha ternak dirapat itu sudah mengkonfirmasi kecukupan pasokan menjelang ramadhan hingga Idul Fitri yang akan datang,” ungkap Ismail.
Menurutnya, berdasarkan rapat, kebutuhan daging sapi selama bulan Ramadhan biasanya mencapai 7000 Kg/hari. Namun, saat ini ada sekitar 1.700 ekor ternak sapi yang tersedia di Pekanbaru.
”Untuk harga memang sempat dibahas, namun sejauh ini, belum ada kenaikan harga, dikarenakan persediaan daging sapi untuk Kota Pekanbaru masih mencukupi,” jelasnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini pasokan ternak dari luar daerah juga berjalan lancar. Disketapang, sebut Ismail, sejauh ini memang berperan dalam upaya memastikan pasokan daging sapi tercukupi untuk kebutuhan masyarakat dan harganya terjangkau oleh masyarakat.
”Mudah-mudahan tidak ada kendala selama proses penyediaan suplai dari luar daerah ke Kota Pekanbaru,” sebut dia.
Disinggung tentang ketersediaan pasokan daging beku sebagai alternatif mencegah lonjakan harga daging sapi selama Ramadhan dan Idul Fitri, Ismail menyebutkan sejauh ini memang belum ada pembahasan ke sana.
”Tadi malam juga tidak ada Bulog. Namun, lazimnya, Bulog memiliki suplai daging beku untuk mengantisipasi kelangkaan daging sapi.Tapi malam tadi memang tidak perwakilan dari Bulog,” lanjut dia.
Ismail juga menjelaskan, rapat dengan pengusaha ternak tersebut dilakukan juga sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya inflasi yang disebabkan kelangkaan ketersediaan daging sapi di pasar.
”Jadi rapat tersebut dilaksanakan karena kita semua ingin mengendalikan terjadinya inflasi yang berpotensi terjadi dari ketersediaan pangan termasuk daging segar di Kota Pekanbaru.Kita hanya bisa berusaha mengendalikan, bukan menentukan laju inflasi,” sambung dia.
Dikarenakan sifatnya mengendalikan, disebutkan Ismail, maka mau tidak mau, perlu sinergi dan dukungan dari semua stake holder. Tak hanya dari jajaran pemerintah kota, namun juga dari kalangan pelaku usaha dan peternak.
Dari kalangan pelaku usaha ternak, memang ada permintaan, bagaimana agar failitas untuk pemotongan di rumah potong hewan yang ada bisa lebih ditingkatkan.
”Ya,misalnya tekait dengan ternak yang dipotong di rumah potong itu kan harus ditingkatkan. Karena daging ternak yang akan disembelih di rumah potong itu tentunya akan menjadi pasokan ke pasar-pasar dan akan dikonsumsi oleh masyarakat. Ya peternak berharap fasilitasnya bisa lebih baik dan bisa lebih higienis, aman dikonsumsi dan salah satu fasilitas penunjangnya tentu ada di rumah potong,” jelas dia.
Namun, sebagaimana diketahui bahwa saat ini, fasilitas yang ada di RPH untuk pemotongan hewan ternak sudah cukup memadai dan daging sapi yang disembelih juga sudah dilabelisasi, sehingga kualitasnya juga sudah lebih baik.
Disketapang nantinya juga akan memantau bukan saja harga melalui operasi pasar, namun juga memastikan kualitas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) bersama dengan Satgas Pangan Kota Pekanbaru.
Dijelaskan juga oleh Ismail bahwa pada kesempatan tersebut, pelaku usaha juga sudah berkomitmen dengan pemerintah bahwa bila ada permasalahan-permasalahan terkait ketersediaan akan segera dikoordinasikan dengan pemerintah daerah.
”Namun begitu, kita juga berharap selama Ramadhan dan Idul Fitri tidak ada kendala dalam kaitan ketersediaan maupun harga dan kualitas pangan yang ada di pasar.Jadi ini yang ingin dicapai dari rapat tersebut,” tutup dia.