Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, menghentikan rapid tes antigen acak bagi peserta didik. Rapid antigen ini sebelumnya dilakukan setiap akhir pekan bagi peserta didik yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Hal ini guna skrining peserta didik dalam PTM untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain bagi peserta didik, rapid antigen juga dilakukan bagi tenaga pendidik.
“Rapid antigen acak ini tidak lagi kita lakukan, karena kan sudah banyak sekolah yang tidak PTM dan beralih menjadi daring,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr. Zaini Rizaldy Saragih, Rabu (2/3).
Menurutnya, saat ini pihaknya mengutamakan penelusuran kontak erat pasien positif atau tracing. Pasalnya saat ini kasus aktif Covid-19 di Kota Pekanbaru meningkat.
Selain itu, pihaknya juga fokus dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Apalagi beberapa hari lalu ratusan tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. Ini memperlambat pemagangan yang dilakukan pihaknya.
Dari rapid antigen acak yang dilakukan pada peserta didik beberapa waktu lalu, sejumlah peserta didik dari beberapa sekolah negeri dan swasta di dapati hasil reaktif. Mereka mendapat pemeriksaan lanjutan melalui tes swab. Hasilnya ada puluhan peserta didik yang positif Covid-19.
“Mereka terpapar dari klaster keluarga. Keluarga ini memiliki riwayat perjalanan dari luar kota,” ungkapnya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah membuat kebijakan vaksin jadi syarat Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Peserta didik harus vaksin Covid-19 agar bisa mengikuti PTM.
Kebijakan ini berlaku bagi peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru. Meski ini menuai kontra oleh orang tua peserta didik, namun bagi mereka yang tidak vaksin harus ikut belajar secara daring dari rumah masing-masing