oleh

Karhutla Mulai Meningkat, Pemprov Riau Minta Daerah Tetapkan Status Siaga

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau hingga pertengahan April menunjukkan peningkatan dibandingkan awal tahun 2025.

Peningkatan Karhutla tersebut dipicu mulai masuknya musim kemarau di wilayah Provinsi Riau, dan diperkirakan puncaknya akan terjadi pada Juni mendatang.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau M Taufiq OH mengatakan, tercatat sebanyak 180 titik hotspot dan 39 titik firespot dari 1 Januari hingga pertengahan April 2025, dengan total luas lahan yang terbakar dan telah berhasil dipadamkan mencapai 77,81 hektare.

“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di Riau diperkirakan akan dimulai lebih awal, yakni pada minggu ketiga Mei 2025,” kata Taufiq, Ahad (20/4/2025).

Taufiq menyebut, sekitar 55 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Riau diprediksi mengalami awal musim kemarau yang lebih cepat dibandingkan normalnya, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juni 2025. Potensi kekeringan dan penurunan curah hujan disebut perlu menjadi perhatian bersama seluruh pihak.

“Karena itu, informasi terhadap situasi siaga darurat ini perlu kita tingkatkan, agar kita bisa melakukan langkah mitigasi Karhutla,” ujarnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, lanjut Taufiq, beberapa wilayah di Riau telah menetapkan status siaga darurat Karhutla.

Provinsi Riau sendiri telah menetapkan status siaga melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 292/III/2025 tanggal 27 Maret 2025 yang berlaku hingga 30 November 2025.

“Kabupaten Bengkalis juga menetapkan status siaga berdasarkan Keputusan Bupati Bengkalis Nomor 128/KPTS/III/2025 tanggal 11 Februari 2025 yang berlaku sampai 30 September 2025.

Selain itu, Kota Dumai telah menetapkan status siaga darurat melalui Keputusan Wali Kota Dumai Nomor 221/BPBD/2025 tanggal 12 Februari 2025, yang berlaku hingga 30 November 2025, dan menyusul Kabupaten Siak yang menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai 16 April hingga 30 November 2025,” terangnya.

Mengingat kondisi cuaca yang cenderung kering ke depan, Taufiq berharap upaya pencegahan dan penanganan dini Karhutla dapat lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas.

“Pak Gubernur juga telah melakukan rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), juga bupati/walikota. Beliau mengimbau agar kabupaten kota dapat segera tetap status siaga darurat Karhutla. Saat ini untuk kabupten lainnya sedang menyusul,” jelasnya.