Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Riau selalu ikut berperan serta dalam mewujudkan penurunan angka stunting di Provinsi Riau. Untuk itu, Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Riau, Zuliana Rahman Hadi mengajak seluruh pihak, khususnya Kader Keluarga Berencana, Tim Pendamping Keluarga yang setia mendampingi keluarga berisiko stunting, hingga Bidan Desa bekerja sama mewujudkannya.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama kita semua, prevalensi stunting di Riau di tahun 2023 yaitu 13,6 bisa kita turunkan. Tentunya dalam upaya wujudkan generasi emas yang cerdas dan berkualitas menuju Indonesa Emaa 2045,” harapnya saat menghadiri kegiatan peningkatan kapasitas pelaksanan program percepatan penurunan stunting bagi Kader Bina Keluarga Balita (BKB)
Zuliana katakan, TPP PKK ikut serta dalam prosesnya karena ini adalah aksi nyata dalam memberikan peran penting bagi Provinsi Riau. Mengingat bagaimana anggotanya turun sampai ke lini lapangan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Tim Pendamping Keluarga yang sudah setia dampingi dan membina keluarga yang berpotensi juga berisiko terkena stunting, khususnya pasangan suami istri yang baru menikah,” ucapnya di Hotel Grand Central Pekanbaru, Senin (4/11/2024).
“Berdasarkan pemantauan di lapangan, banyak kontribusi positif pada keluarga yang dibina. Ini sesuai dengan Program Pokok PKK yang berjalan lurus dengan penurunan stunting,” jelasnya.
Zuliana jelaskan, sebagaimana diketahui bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh atau terhambatnya perkembangan sang buah hati. Hal itu bisa disebabkan oleh kurangnya gizi pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun.
“Tugas penanganan stunting ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama. Tentunya orang tua punya tanggug jawab jalankan fungsi pengasuhan dan membesarkan sang anak,” tuturnya.
Pj Ketua TP PKK Riau itu berharap, kegiatan yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bisa memicu ibu-ibu lainnya untuk melakukan hal yang sama. Tentunya bisa menjadi amal baik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik pula.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia menambahkan, upaya pencegahan stunting bisa diperbaiki melalui perubahan pola asuh dan membina keluarga dengan balita. Untuk itu, Ia memandang kegiatan yang menyebarluaskan informasi tentang pembinaan ini sangatlah penting.
“Tujuan kita melaksanakan kegiatan ini tentunya untuk meningkatkan komitmen lintas sektor dan mitra kerja yang terkait dalam pengasuhan anak di 1.000 hari pertama penfasuhan untuk upaya turunkan angka stunting,” ujarnya.
“Diharapkan, bagi Kader BKB dan peserta kegiatan hari ini paham tentang pengelolaan dan pengasuhan anak sebagai salah satu program prioritas nasional,” tutupnya.