oleh

Pemko Pekanbaru Diganjar Rp19 Miliar Pasca Berhasil Turunkan Inflasi

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru diganjar intensif Rp19 miliar dari Pemerintah Pusat, karena berhasil menurunkan angka inflasi di daerah. Intensif ini merupakan penghargaan kepada Pemko Pekanbaru.

Hal ini disampaikan Sekretaris Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution disela serah terima jabaran Kepala Dinas Ketahanan Kota Pekanbaru dari Hj El Syabrina kepada Mahyuddin.

Dikatakan Indra Pomi, upaya dan keberhasilan Pemko Pekanbaru untuk menekan laju inflasi mendapat apresiasi dan penghargaan dari pemerintah.

”Kita menerima bantuan dana insentif dari pemerintah pusat besarnya Rp19 miliar lebih,” ungkap Indra Pomi, Rabu (05/07).

Rencananya, dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung upaya penanggulangan inflasi daerah.

”Kita sudah minta masukan dari TPID untuk pemanfaatannya. Namun, pastinya peruntukannya adalah penanggulangan inflasi daerah. Bisa kita alokasikan untuk program di Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk pengendalian inflasi lanjutan,”ungkap dia.

Sejauh ini, laju inflasi di Kota Pekanbaru, dijelaskan Indra, relatif masih terkendali. Walaupun di satu sisi, ada beberapa harga komoditas yang mengalami kenaikan.

”Untuk ayam, telur juga cabai harganya masih tinggi. Itu sekarang terus kita upayakan untuk bisa turun. Namun, ini juga terkait dengan mahalnya ongkos produksi, sehingga tak bisa juga langsung ditekan. Harga pakan seperti jagung itu kan juga mengalami kenaikan. Kita akan upayakan supaya berangsur bisa kembali normal,” kata dia.

Namun begitu, dia juga menjelaskan, sejauh ini, kenaikan harga beberapa komoditas itu masih dalam batas wajar. Hal tersebut masih bisa diimbangi dengan angka pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru yang saat ini juga masih cukup baik.

Pemerintah Kota Pekanbaru mencatat, pada akhir bulan Juni 2023 lalu, angka inflasi mengalami kenaikan tipis dari 0,64 menjadi 0,68 persen.

‘Inflasi kita ada kenaikan 0,64 menjadi 0,68 di akhir bulan lalu. Nah, ini perlu dilakukan antisipasi, jangan sampai nanti bisa 1 digit. Ini masih 0 koma, jadi jangan sampai angka satunya pecah,” ungkap Indra Pomi.