oleh

Perkuat Komitmen, TPPS Kota Pekanbaru Gelar Diseminasi Audit Stunting

Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kota Pekanbaru menggelar diseminasi audit kasus stunting tahap II melalui sinergitas dan konvergensi. Kegiatan ini yang berlangsung di Aula Lancang Kuning BKKBN Provinsi Riau menindaklanjuti kasus stunting yang ada di Kota Pekanbaru.

Ketua Tim Audit Kasus Stunting Kota Pekanbaru Muhammad Amin, menyebut bahwa pelaksanaan audit kasus stunting merupakan salah stau amanat dalam strategi penurunan stunting yakni terdapat pada Rencana Aksi Nasional. 

Audit Kasus Stunting dilakukan melalui empat kegiatan yakni pembentukan tim audit serta pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga. Lalu diseminasi audit kasus stunting dan monitoring Evaluasi Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Kota Pekanbaru telah membentuk tim Audit Kasus Stunting yang terdiri dari tim pakar yakni dokter spesialis anak, dokter spesialis obgyn, ahli gizi, psikolog. Lalu tim teknis yang telah melaksanakan audit kasus stunting tahap dua tahun 2024.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru menyampaikan bahwa audit dilaksanakan di Kecamatan Lima Puluh. Lokasi ini jadi satu lokus stunting di Kota Pekanbaru.

“Lokasinya yakni Kelurahan Tanjung rhu, Rintis, Pesisir dan Sekip dengan sasaran yang diaudit sebanyak 19 sasaran,” paparnya.

Amin merinci sasaran yakni dua calon pengantin, empat ibu hamil KEK, tiga ibu nifas, dan sepuluh bayi dua tahun. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko penyebab stunting sehingga dapat disusun Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini sebagai upaya intervensi khususnya terhadap sasaran dan secara umum terhadap kebijakan penangan penurunan stunting di Kota Pekanbaru. 

Dirinnya mengaku mendapat arahan agar TPPS Kota Pekanbaru memperkuat komitmen dengan turut serta dalam penyusunan rencana tindak lanjut terhadap sasaran yang diaudit. Nantinya kemudian benar-benar diaktualisasikan secara nyata. 

“Kita perlu sadari bahwa intervensi terhadap penanganan stunting harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak dan secara konvergensi, kami juga mengucapkan terimakasih kepada baznas, kepala opd, camat, rumah sakit dan seluruh pihak yang telah memberikan intervensi langsung kepada anak stunting melalui program Bapak/bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di kota pekanbaru. semoga kegiatan ini menjadi stimulan bagi para pihak untuk turut serta menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di kota pekanbaru,” ungkapnya.

Dalam Kegiatan tersebut, masing-masing tim pakar menyampaikan hasil analisa dari sasaran yang dilakukan audit. Diketahui, sasaran memiliki faktor risiko yang sangat kompleks yakni nutrisi yang tidak adekuat yang bisa terjadi karena pola makan, pola asuh, penyakit penyerta dan ekonomi. Karena tidak terpantaunya tumbuh kembang anak karena tidak membawa anak ke posyandu, tidak melakukan imunisasi lengkap, pengetahuan, stress karena kurangnya peran ayah dalam pengasuhan, keterpaparan asap rokok, anemia pada calon pengantin, ibu hamil dan ibu pasca melahirkan. 

Dengan diketahuinya faktor penyebab risiko yang terjadi di lapangan diharapkan Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Lembaga, pihak swasta, Masyarakat untuk dapat bersinergi bergotong royong mempercepat penanganan stunting di Kota Pekanbaru.