BM1A.com – Pemerintah Indonesia melalui Duta Besar Lebanon Hajriyanto Y Thohari, menyatakan tidak ada korban dari WNI dalam peristiwa ledakan besar di Port of Beirut pada Selasa 4 Agustus 2020 pukul 18.02 Waktu Setempat.
Lokasi port berdekatan dengan Downtown Beirut.
“Seorang WNI sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman,” kata Hajriyanto Y Thohari, melalui keterangan resmi yang diterima BM1A.com melalui WhatsApp pada Rabu 5 Agustus 2020.
Menurut Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014 itu, tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, dan 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan informasi jumlah korban meninggal mencapai puluhan dan korban luka-luka mencapai ratusan.
“Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat,” katanya.
Hajriyanto Y Thohari menambahkan, KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI.
Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman.
“KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI,” katanya.
Dubes kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 26 Juni 1960 itu mengungkapkan, ledakan besar di Beirut berasal dari bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port.
Sodium Nitrat adalah bahan putih yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.
“Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan. Sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan,” kata politikus Partai Golkar itu. [R2]
Komentar